Jumat, 29 Januari 2016

Sejarah Asal-usul Nama Indonesia

Standard

Kata orang apalah arti nama. Ya, apa artinya nama? Apakh pada akhirnya nama memang sesuatu yang benar-benar ‘unik’, yang dapat membedakan ‘kita’ dengan ‘yang lain’? Nah, kalau sama terus kenapa? Dan kalau beda, memang mau apa?

Pertanyaan itu mungkin bisa kita renungkan bersama. Walaupun perkara ‘nama’ ini kelihatannya sederhana tetapi sebenarnya ada “politik identitas” yang termuat di dalamnnya loh… Aduh, hari gini masih ngomong politik? Enggak banget ya?! Eits, tenang… Politik identitas ini punya definisi yang beda dari politik kekuasan. Nah, sebelum kita masuk ke “politik identitas” itu kita pelajari dulu yuk asal-usul nama Indonesia…

Sebelum kedatangan bangsa Eropa
PADA zaman purba kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai atau Kepulauan Laut Selatan. Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini DwipantaraKepulauan Tanah Seberang, nama yang diturunkan dari kata Sansekerta,dwipa, yang berarti pulau dan antara yang berarti luar atau seberang.

Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Ramayang diculik Ravana, sampai ke SuwarnadwipaPulau Emas, yaitu Sumatra (sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-JawiKepulauan Jawa. Nama Latin untuk kemenyan adalahbenzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra.
Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab, bahkan bagi orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Para pedagang di Pasar Seng, Mekkah menyebut, “Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi” atau “Sumatra, Sulawesi , Sunda, semuanya Jawa”.

Masa kedatangan Bangsa Eropa
Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia . Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan jika Asia hanya terdiri dari Arab, Persia , India , dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah Hindia. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”, sedangkan tanah air kita memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies , Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (*Maleische Archipel, Malay Archipelago , l’Archipel Malais).

Ketika tanah ini dijajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch- Indie atau Hindia Belanda, sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah Hindia Timur atau To-Indo.

Berbagai Usulan Nama
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan namayang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini kurang populer. Bagi orang Bandung , Insulinde mungkin hanya dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.

Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata “ India ”. Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 Lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Kata-kata ini sendiri termuat dalam Sumpah Palapa yang dikumandangkan Gajah Mada, ”Lamun huwus kalah Nuswantara, isun amukti palapa”“jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat”. Oleh Dr. Setiabudi katanusantara zaman Majapahit tersebut diberi pengertian yang nasionalistis.
Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu “nusa di antara dua benua dan dua samudra”, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi Nusantara yang modern. Istilah Nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda. Sampai hari ini istilah Nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia. Lalu dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul?

Nama Indonesia
Tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.


Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel “On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations.” Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas, a distinctive name, sebab nama Hindia Tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama, Indunesia atau Malayunesia, nesos, dalam bahasa Yunani berarti Pulau. Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis, “… the inhabitants of the Indian Archipelago or malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.”

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia, Kepulauan Melayu, daripada Indunesia atau Kepulauan Hindia, sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago, Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan ini, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan,“Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia , which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago.”Ketika mengusulkan nama Indonesia agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!
Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan bukuIndonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918.
Putra pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan namaIndonesische Pers-bureau.

Masa Kebangkitan Nasional: Makna politis
Pada dasawarsa 1920-an, nama Indonesia yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama Indonesia akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda, yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging, berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Dalam satu tulisannya Bung Hatta menegaskan, “Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut Hindia Belanda. Juga tidak Hindia saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.“
Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij).
Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama Indonesia. Akhirnya nama Indonesia dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda. Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad, Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardji Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch- Indie”. Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah namun masukkanya Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 membuat Hindia Belanda ‘lenyap’ dan pada akhirnya tergantikan dengan Republik Indonesia.

Jumat, 21 Agustus 2015

Metamorfosis Sempurna dan Tidak Sempurna

Standard
Metamorfosis adalah proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan struktur fisik setelah kelahiran atau penetasan (hatching). Metamorfosis terbagi dua yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna (Holometabola dan Heterometabola). Berikut penjelasan singkat tentang metamorfosis sempurna dan tidak sempurna khususnya pada serangga.
Metamorfosis Sempurna (Holometabola) 
Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya mengalami perubahan-perubahan yang mencolok pada bentuk luar dan organ tubuh dari berbagai stadiumnya. Bentuk larva dan dewasa serangga kelompok ini tidak ada kemiripannya Pada metamorfosis sempurna. Perubahan bentuk yang terjadi adalah sebagai berikut: 
Telur —larva — pupa (kepompong) — Imago (dewasa) 
Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya mengalami molting empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium empat. Pada tahap larva. umumnya serangga sangat aktif makan. 
Cobalah perhatikan tahap larva pada kupu-kupu yaitu ulat, yang sangat aktif memakan daun. Larva 3 stadium empat berubah menadi tahap pupa. Pada tahap pupa. serangga tidak aktif makan (periode puasa). tetapi proses metabolisme tetap terus berlangsung. Setelah mengalami pertumbuhan dan pembelahan sel, diferensiasi dan organogenesis. maka pupa akan berubah menjadi serangga dewasa (Imago). Selain metamorfosis, terjadi pengulangan proses seperti halnya pada pertumbuhan dan perkembangan embrionik hlngga akhirnya larva berubah menjadi bentuk dewasa.
Lalu apa yang menyebabkan terjadinya perubahan pada metamorfosis sempurna serangga? Apa yang terjadi terhadap tubuh serangga yang berbentuk larva yang telah penuh dengan makanan setelah metamorfosis? Ketika serangga membentuk pupa, terjadi prores histolisis atau penghancuran dari dalam jaringan atau tubuh serangga tersebut oleh diri sendiri. Cairan yang sebelumnya digunakan untuk mencerna makanan digunakan untuk histolisis tersebut. Selain itu, sel yang disebut histoblast pada larva akan menyusun ulang tubuh serangga menjadi serangga dewasa menggunakan nutrisi makanan dan tubuh larva yang dicerna menjadi cairan dalam fase pupa. Metamorfosis serangga dalam fase pupa tidak boleh terjadi kebocoran serta gangguan berarti yang dapat menggangu jalannya histogenesis atau proses penyusunan ulang yang terjadi.
Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain kupu-kupu, lalat, nyamuk. lebah, dan kumbang.

Proses metamorfosis sempurna kupu kupu
Metamorfosis tidak Sempurna (Heterometabola) 
Pada metamorfosis tidak sempurna, serangga mengalami perubahan bentuk dari telur hingga dewasa yang tidak mencolok dalam daur hidupnya. Bentuk larva atau bentuk pradewasanya disebut nimfa. Nimfa memiliki kemiripan dengan bentuk dewasa (imago), kecuali organ reproduksi dan sayap. Organ reproduksi dan sayap pada nimfa belum berkembang. Baru setelah berubah menjadi serangga dewasa. Organ reproduksi berkembang dan serangga dapat bereproduksi. Pada metamorfosis tidak sempurna tidak terbentuk tahap pupa. Pada metamorfosis tidak sempurna.perubahan bentuk yang terjadi adalah sebagai berikut: Telur — nimfa — imago (dewasa)
Contoh serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurnaa antara lain belalang, Lipas (kecoa), dan Jangkrik.
 
Demikianlah penjelasan singkat tentang metamorfosis sempurna dan tidak sempurna, saya harap anda mempelajari juga tulisan terkait dibawah ini.

Metamorfosis tidak sempurna belalang Melanoplus atlanus dan tahap tahap metamorfosis tidak sempurna belalang


Sabtu, 13 Juni 2015

Laporan Karya Wisata (Study Tour) Bali: Pesona Garuda Wisnu Kecana

Standard
Bagi agan-agan yang membutuhkan referensi tentang laporan karya wisata ke Bali, sekarang gw akan berikan contoh laporannya. Ini hanyalah karya tulis yang gw bikin waktu gw study tour ke Bali dulu saat kelas 11 SMA. Bukanya mau sombong, tapi menurut guru pembimbim (guru bhs. Indonesia) gw, laporan ini sudah sangat baik dari yang lain. Jadi, bagi kalian yang membutuhkannya, langsung unduh saja laporannya di bawah ini.

DOWNLOAD
Cover / Sampul : DOWNLOAD
Kata Pengantar & Daftar Isi : DOWNLOAD
Isi & Penutup : DOWNLOAD

Sekian, postingan saya mengenai laporan karya wisata.

Minggu, 07 Juni 2015

Donwnload Adobe Premiere Pro CC 2014 Full Version Gratis

Standard
kali ini saya akan share software dari Adobe yang fungsinya mirip dengan VideoStudio, yaitu Adobe Premiere Pro CC 2014 Full Version. Adobe Premiere Pro CC 2014 adalah software yang berfungsi untuk membuat sebuah video. Dengan software ini, kamu dapat menggabungkan video atau gambar menjadi sebuah video keren. Ditambah dengan berbagai efek dan transisi yang keren sehingga membuat hasil video kamu semakin menarik.



Download:
Password  :  www.bagas31.com 

System Requirements :
  • Intel Core2 Duo or AMD Phenom II processor with 64-bit support
  • Microsoft Windows 7 with Service Pack 1 (64 bit) or Windows 8 (64 bit)
  • 4 GB of RAM (8 GB recommended)
  • 4 GB of available hard-disk space for installation; additional free space required during installation (cannot install on removable flash storage devices)
  • Additional disk space required for preview files and other working files (10 GB recommended)
  • Sound card compatible with ASIO protocol or Microsoft Windows Driver Model
  • Optional: Adobe-certified GPU card with at least 1 GB of VRAM for GPU-accelerated performance

Cara Install :
  1. Download Adobe Premiere Pro CC 2014, Update 2.0, dan Universal Adobe Patcher 1.4 melalui link di atas (pilih salah satu server saja)
  2. Ekstrak semua file yang sudah kamu download tadi dengan WinRAR
  3. Disconnect PC kamu dari koneksi internet
  4. Jalankan installer Adobe Premiere Pro CC 2014
  5. Pilih Try > Sign In > Sign In Later, lalu install seperti biasa
  6. Jika sudah, jangan di-buka dulu software-nya
  7. Buka folder Update 2.0, kemudian jalankan AdobePatchInstaller.exe dan tunggu sampai proses instalasi selesai
  8. Buka folder Universal Adobe Patcher 1.4, lalu jalankan Universal Adobe Patcher 1.4
  9. Pilih Adobe Premiere Pro CC 2014 > klik Patch!
  10. Sekarang kamu boleh Connect ke internet lagi
  11. Selesai!

Rabu, 21 Januari 2015

Identifikasi Asam-Basa dan Ph Suatu Larutan

Standard


A.    PENDAHULUAN
Senyawa asam mempunyai rasa yang masam sedangkan senyawa basa mempunyai rasa yang pahit. Akan tetapi kita tidak boleh mencicipi rasa dari suatu zat kimia. Karena ada beberapa zat yang mengandung racun. Oleh karena itu kita dapat menggunakan alat bantu berupa kertas lakmus dan beberapa indikator alami seperti ekstrak bunga dan kunyit.

B.     TUJUAN
Kami melakuakan percobaan untuk dapat memahami membedakan antara larutan-larutan Asam maupun basa yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan indikator alami maupun dengan kertas lakmus serta Ph yang terkandung.

C.    LANDASAN TEORI
Landasan teori yang dipakai untuk melakukan praktikum ini adalah:
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa)dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asan dan basa yaitu teori asanm basa arhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ diman ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.
Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima poton (proton asptor) di sebut basa. Dari definis tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi daria asam tersebut. Demikian pula dengan basa , setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.

D.    ALAT DAN BAHAN
Alat
Bahan
Pelat tetes
Pipet tetes
Gelas kimia
Rak tabung reaksi
Lumpeng dan alu
Amoniak
Air kapur
Lautan cuka
HCl
Air sabun
NaOh
Na2CO3
Air jeruk
Kulit manggis
Kunyit
Bunga sepatu merah
Kertas lakmus merah dan biru
E.     LANGKAH KERJA
Ø  Uji Asam-Basa:
1. Meletakan potongan kecil kertas lakmus merah pada salah satu lekukan pelat tetes dan kertas lakmus biru pada lekukan yang lain. Kemudian, teteskan larutan pada kedua kertas lakmus dengan menggunakan pipet tetes. Mengamati yang terjadi.
2. Menumbuk bunga sepatu sampai halus, kemudian menambahkan beberapa tetes air. Kita ambil airnya.
3. Meletakan bunga sepatu dan kunyit ke dalam lekukan pelat tetes. Meneteskan air kapur pada lekukan pertam dan larutan cuka pada lekukan kedua. Mengamati yang terjadi
4. Menumbuk kunyit sampai halus, kemudian menambahkan beberapa tetes air. Kita ambil airnya.
5. Meletakan kunyit ke dalam lekukan pelat tetes. Meneteskan air kapur pada lekukan pertam dan larutan cuka pada lekukan kedua. Mengamati yang terjadi.
Ø  Mengukur Ph:
1.      Menyiapkan kertas pengukur Ph.
2.      Masukkan larutan cuka ke dalam tabung reaksi.
3.      Celupkan kertas pengukur Ph kedalam tabung reaksi yang sudah diisi oleh larutan cuka.
4.      Amati perubahan warna pada kertas. Kemudian, cek kesamaan warna pada kertas dengan indikator ph.
5.      Mengulangi langkah di atas pada larutan lainnya.
F.     HASIL PENGAMATAN
Ø  Perubahan warna kertas lakmus
Bahan
Kertas Lakmus
Sifat Larutan
Merah
Biru
Amoniak
Air kapur
Lautan cuka
HCl
Air sabun
NaOh
Na2CO3
Biru
Biru
Merah
Merah
Merah
Biru
Biru
Biru
Biru
Merah
Merah
Biru
Biru
Biru
Basa
Basa
Asam
Asam
Netral
Basa
Basa

Ø  Perubahan bahan alam
Ekstrak Bahan Alam
Warna Ekstrak Bahan Alam
Warna Ekstrak Ditetesi
Cuka
Air Kapur
Bunga Sepatu
Kunyit
Air Jeruk
Ungu
Jingga
Kuning
Merah Muda
Jingga Tua
Tetap
Hijau
Merah Tua
Tetap

Ø  Kandungan Ph
Bahan
pH
Air sabun
Lautan cuka
Air kapur
HCl
Na2CO3
7
2
14
11
0

G.    KESIMPULAN
Jadi, dari pengamatan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa setiap larutan yang diujicobakan memiliki pH yang beragam dan bersifat netral, asam atau basa. Walaupun terjadi kekeliruan maupun kesalahan yang telah kami perbuat, tetapi secara keseluruhan kelompok kami telah menyelesaikan percobaan dengan baik dan dengan hasil pengamatan yang cukup akurat.
Perubahan warna pada uji coba dari pengamatan dengan indikator universal:
Ø  Asam
Kertas lakmus merah tidak akan berubah warna, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah.
Ø  Basa
Kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru tidak berubah warna.
Ø  Netral
Kedua kertas lakmus tidak berubah warna.

Perubahan warna pada uji coba dari pengamatan dengan indikator alami:
Ø  Asam
Larutan dan ekstrak akan berubah warna menjadi lebih terang.
Ø  Basa
Larutan dan ekstrak akan berubah warna menjadi lebih gelap.
Ø  Netral
Larutan dan ekstrak tidak berubah warna.

Jika kalian ingin download versi .docx, bisa klik tombol berikut:
Download File